Renungan di Bawah Hujan Pagi
Langit yang kelabu mulai meneteskan hujan, dan Andi menatap ke atas, membiarkan tetesan air membasahi wajahnya
CERITA CORNER
Foto: https://www.freepik.com/
Pagi itu, Andi melangkah keluar rumah dengan langkah ringan. Udara pagi yang segar menyambutnya, namun tiba-tiba ia berhenti. Langit yang kelabu mulai meneteskan hujan, dan Andi menatap ke atas, membiarkan tetesan air membasahi wajahnya. Hawa dingin yang menyegarkan dan aroma tanah basah yang khas memenuhi indra penciumannya.
Dalam hati, Andi mulai berbicara pada dirinya sendiri, "Kenapa aku merasa begitu tenang saat hujan turun?"
Hatinya menjawab, "Mungkin karena hujan membawa kedamaian, mengingatkan kita untuk berhenti sejenak dan menikmati momen ini."
Andi menarik napas dalam-dalam, merasakan setiap tetes hujan yang jatuh. "Apakah aku terlalu terjebak dalam aktivitas sehari-hari hingga mengabaikan keindahan hal-hal kecil seperti ini?" tanyanya lagi.
Hatinya menjawab, "Mungkin memang begitu. Kadang kita perlu diingatkan untuk meluangkan waktu menikmati momen-momen sederhana."
Andi melanjutkan langkahnya, namun pikirannya terus berputar. "Apakah aku harus lebih sering meluangkan waktu untuk menikmati momen-momen sederhana?" tanyanya dalam hati.
Hatinya menjawab dengan lembut, "Ya, mungkin itu yang perlu kamu lakukan. Hujan pagi ini adalah pengingat yang indah."
Dengan senyum kecil di wajahnya, Andi melanjutkan langkahnya, membawa ketenangan dari hujan pagi itu dalam hatinya. "Syukurku, hujan di pagi hari ini, telah memberikan pengingat yang indah," bisiknya dalam hatinya.
Dengan senyum kecil di wajahnya, Andi melanjutkan langkahnya, membawa ketenangan dari hujan pagi itu dalam hatinya. "Terima kasih, hujan pagi ini, untuk pengingat yang indah," bisiknya dalam hati.
Dan dalam keheningan pagi itu, Andi merenung lebih dalam, mengungkapkan perasaannya dalam sebuah puisi:
Tetesan hujan membasahi wajahku,
Membawa kedamaian dalam setiap rintik.
Langit kelabu, aroma tanah basah,
Mengajak hati untuk sejenak berhenti.
Kenapa aku merasa tenang saat hujan turun?
Mungkin karena alam mengingatkan,
Untuk menikmati momen sederhana,
Yang sering terlewat dalam hiruk pikuk hari.
Apakah aku terlalu sibuk dengan rutinitas?
Lupa akan keindahan yang ada di sekitar?
Hujan ini adalah pengingat lembut,
Bahwa ada keindahan dalam setiap detik.
Langkahku melanjut, namun hati tetap bertanya,
Haruskah aku lebih sering menikmati momen ini?
Jawaban hati datang dengan lembut,
Ya, nikmati setiap tetes, setiap hembusan angin.
Terima kasih, hujan pagi ini,
Untuk pengingat yang indah dan tenang.
Dalam setiap rintik, ada pesan cinta,
Yang membawa ketenangan dalam jiwa.